humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: Terimakasih, Sampai Jumpa
http://humaira-meirina.blogspot.com/2010/10/terimakasih-sampai-jumpa.html
Thursday, October 7, 2010. Terimakasih, Sampai Jumpa. Terimakasih karena telah bertanya, “Apa kau belum menemukannya? 8221; Dan aku hanya bisa menjawab dengan gelengan sembari tersenyum. Apa lagi jawaban yang mampu aku rangkai? Kau tidak tahu atau pura-pura tidak tahu atau sama sekali tidak peduli karena pikiranmu dipenuhi oleh dia. Walaupun sekarang,. Biasanya aku tidak begini. Sentimetil dan rapuh. Namun, entah mengapa, kian hari pertahananku kian lemah, setiap kali aku tahu kau akan pergi jauh...Aku b...
humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: Oh, Beautiful Eyes
http://humaira-meirina.blogspot.com/2010/10/oh-beautiful-eyes.html
Wednesday, October 13, 2010. Oh, Beautiful Eyes. Eyes The most effective communicator in Love. Reading each others eyes, and communicate without speaking even a word, it is the direct talking between the hearts. Isn't it beautiful, when you know that your soulmate read everything in your heart without you explicitly tell her. Immerse completely in Love and. Surili Akhiyonwale, Suna Hai Teri Akhiyon Se. Oh beautiful eyes, I hear your eyes. Behti Hai Neendein Aur Neendon Mein Sapne. Jaane Tu Kahan Hai.
humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: Bekerja Keabadian
http://humaira-meirina.blogspot.com/2011/02/bekerja-keabadian.html
Thursday, February 17, 2011. Pohon" ini juga mulai memproduksi oksigen lebih banyak terutama di siang hari yang panas. Itulah sebabnya engkau merasa sejuk kala duduk santai di bawahnya. "Pohon" itu terus tumbuh dan tumbuh. "Oh, lihatlah! Buah-buah ranum sudah muncul. Pohon ini memang sangat bermanfaat." Begitulah kata orang-orang yang memerhatikan "sang pohon". Yang diperhatikan terus tegak berdiri dan semakin besar. Besar yang tidak menjulang. Besar yang membaikkan. Hingga penantian berbuah indah. Creat...
humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: May 2010
http://humaira-meirina.blogspot.com/2010_05_01_archive.html
Sunday, May 2, 2010. Perbanyaklah Minum Air, atau. Tidak kurang dari 80% tubuh manusia terdiri dari air. Bahkan beberapa bagian tubuh manusia ada yang memiliki kadar air diatas 80%. Otak dan darah adalah dua organ penting dengan kadar air melebihi 80%. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%. Bila dibiarkan terus menerus, mungkin suatu saat anda harus menghabiskan biaya sebesar empat ratus ribu rupiah perminggu untuk cuci darah. Selain itu, saat darah yang kenta...
humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: November 2010
http://humaira-meirina.blogspot.com/2010_11_01_archive.html
Saturday, November 20, 2010. Hmm sudah lama aku tidak bercerita pada kalian ya. Padahal begitu banyak ide cerita yang berseliweran di kepalaku. Topik-topik yang menarik untuk aku bagi (setidaknya menurutku itu menarik, haha.). Baiklah. Hari ini aku akan bercerita lagi tentang apa yang sedang aku pikirkan. Aku menamatkan sekolah dasar dengan nilai yang sangat memuaskan. Tentunya orang tuaku sangat bangga. Aku pun mendaftar di sekolah menengah pertama dengan tantangan harus lulus dalam seleksi yang...Tanta...
humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: Damai Bersama-Mu
http://humaira-meirina.blogspot.com/2011/02/damai-bersama-mu.html
Thursday, February 17, 2011. Aku menyandarkan punggung di dinding kamar. Menyelonjorkan kaki. Menarik nafas perlahan, menghembuskannya, lalu perlahan mataku menghangat. Aku membiarkannya/. Kemarin aku melafalkan berulang, "Aku ingin pulang, aku ingin pulang, aku ingin pulang.". Belajar bersyukur meski tak cukup,. Belajar ikhlas meski tak rela,. Belajar taat meski berat,. Belajar memahami meski tak sehati,. Belajar bersabar meski terbebani,. Belajar setia meski tergoda, belajar dan terus belajar,. Ya, dul...
humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: Kerudung itu...
http://humaira-meirina.blogspot.com/2010/11/kerudung-itu.html
Saturday, November 20, 2010. Hmm sudah lama aku tidak bercerita pada kalian ya. Padahal begitu banyak ide cerita yang berseliweran di kepalaku. Topik-topik yang menarik untuk aku bagi (setidaknya menurutku itu menarik, haha.). Baiklah. Hari ini aku akan bercerita lagi tentang apa yang sedang aku pikirkan. Aku menamatkan sekolah dasar dengan nilai yang sangat memuaskan. Tentunya orang tuaku sangat bangga. Aku pun mendaftar di sekolah menengah pertama dengan tantangan harus lulus dalam seleksi yang...Tanta...
humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: Maafkan Diri, lalu...
http://humaira-meirina.blogspot.com/2011/02/maafkan-diri-lalu.html
Thursday, February 24, 2011. Maafkan Diri, lalu. Ditemani dentingan manis Yiruma “Kiss The Rain”, teringat suatu hal di lampau yang belum aku selesaikan. Satu cara untuk menyelesaikan adalah dengan menuliskannya dengan caraku sendiri. Setelahnya aku bisa lega dan tidak melihat lagi ke belakang. Dan tentu saja, aku bisa memaafkannya.). Aku akan datang 5 tahun lagi dengan kepribadian yang lebih baik. Itulah janjinya. Saat itu aku menanggapi dalam hati dengan ragu. Benarkah? Aku hanya membeku. Dan tidak...
humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: M.E.N.U.N.G.G.U.
http://humaira-meirina.blogspot.com/2011/02/menunggu.html
Saturday, February 26, 2011. Dua tahun yang lalu puisi ini tercipta. Seperti biasa, inspirasi datang begitu saja. Semua titik terlihat tak bermakna. Yang mendesakku kembali ke sana. Awal yang menjadi luruhan daun kering. Akhir yang menyejukkan umpama salju,. Yang bergelantungan di pucuk cemara. Tak mengapa bila terkena surya. Abadi, tidak mati. Onak duri yang terhampar di tanah bernama hidup. Tajam kerikil menggores tiap pejuang : aku dan kamu. Ingin kembali dan tak undur. Dia juga, yang sangat merindu.
humaira-meirina.blogspot.com
Sepenggal Episode Kehidupan: February 2011
http://humaira-meirina.blogspot.com/2011_02_01_archive.html
Saturday, February 26, 2011. Dua tahun yang lalu puisi ini tercipta. Seperti biasa, inspirasi datang begitu saja. Semua titik terlihat tak bermakna. Yang mendesakku kembali ke sana. Awal yang menjadi luruhan daun kering. Akhir yang menyejukkan umpama salju,. Yang bergelantungan di pucuk cemara. Tak mengapa bila terkena surya. Abadi, tidak mati. Onak duri yang terhampar di tanah bernama hidup. Tajam kerikil menggores tiap pejuang : aku dan kamu. Ingin kembali dan tak undur. Dia juga, yang sangat merindu.